Kamis, 09 Desember 2010

SYARAT UMUM EVALUASI

PENJELASAN DAN CONTOH SYARAT UMUM EVALUASI
a. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.
b. Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan. Contoh pemberian pertanyaan secara lisan/Tanya jawab pada saat proses belajar mengajar karena jawaban yang di peroleh dari apa yang sudah di jelaskan guru pada saat itu.
c. Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.Contoh dari penilaian tes akhir semester dapat di gunakan teknik penyekoran yang relevan berdasarkan pilihan ganda, essay.
d. Efisiansi
Sebuah tes dikatakan memiliki Efisian yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.Contoh dalam pembuatan soal dapat di buat kisi-kisi terlebih dahulu soal telah di sesuaikan dengan apa yang telah di ajarkan penekoran jelas dan bentuk tes tertulis atau lisan.
e. Kegunaan
Yang dimaksud disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan tepat sasaran dalam hal ini dapat di laksanakan untu mengetahui hasil belajar secara keseluruhan. contoh tes formative.















PROSEDUR EVALUASI PEMBELAJARAN
Penetapan prosedur evaluasi pembelajaran berdasarkan fungsi, tujuan, dan sasaran yang hendak dievaluasi.
Ada beberapa bentuk atau teknik yang dapat digunakan, ialah:
1). Studi Kasus.
Studi kasus adalah suatu prosedur evaluasi dalam upaya mem¬pelajari satu orang siswa atau sekelompok siswa yang dijadikan sebagai kasus, dengan cara menghimpun data dan informasi dari semua pihak yang terkait dengan kasus tersebut, dan dengan ber¬bagai teknik pengukuran yang relevan. Informnasi yang dikumpul¬kan antara lain hal-hal yang berkenaan dengan (1). Informasi umum, (2). situasi masyarakat yang mempengaruhi siswa ter¬sebut, (3). Tatar belakang keluarga, (4). catatan sekolah, (5). abilitas mental, (6). kondisi jasmaniah, dan (7). pengalaman-pengalaman di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi mempelajari ca¬tatan, observasi, pembahasan, pertemuan, analisis, kunjungan dan sebagainya.

2). Inventories dan Questionaires.
Memang agak sulit memisah¬kan antara check list, inventoris dan questionaire ini, dalam praktik sulit dibedakan. Dengan kata lain digolongkan baik inven¬toris maupun check list dapat digolongkan dalam questionaire. Biasanya inventoris ini jarang digunakan oleh guru, karena di¬dasarkan pada penelitian yang intensif, lebih panjang dan lebih luas dari check list. Adapun caranya sama saja dengan check list, yaitu dengan memberikan tanda atau jawaban ya atau tidak. Dan inventoris ini digunakan untuk menyelidiki mental, sikap, dan kepribadian.

Humprey dan Traxler, mengemukakan maksud dari inventories ialah :
a). Memungkinkan individu murid menentukan secara pasti ma¬salah-masalah
spesifik dan daerah permasalahan yang ada.
b). Murid-murid mengenal bahwa mereka mempunyai masalah-¬masalah
umum.
c). Memberikan informasi kepada sekolah mengenai masalah-ma¬salah
murid baik secara individual maupun sebagai suatu kelompok.
Data inventoris tentu saja untuk dipergunakan dalam memberi¬kan bimbingan kepada murid-murid itu.
Questionaire terdiri dari satu seri pertanyaan atau statemen. dengan maksud dapat dijawab oleh murid yang akan dinilai itu mengenai : minat, sikap, pendapat, dan pertimbangannya. Questionaire ini disusun dengan maksud untuk mengetahui latar belakang murid, mengenai kedudukan sosial ekonominya, sikapnya terhadap sesuatu, minat pertimbangannya. Hasil dari questionaire ini penting untuk memberikan bimbingan kepada murid-murid.
3). Observasi.
Guru dapat memperoleh epidensi tentang murid secara langsung dari murid itu sendiri atau dari teman-temannya. Tentu saja epidensi ini perlu diinterprestasikan dulu sebelum digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Guru berinteraksi dengan murid baik di dalam maupun di luar kelas untuk melihat dan mendengar apa yang diperbuat oleh murid.
Guru tentu tidak mungkin menaruh perhatian hal yang dilaku¬kan oleh murid-murid semuanya sekaligus. Akan tetapi dengan menentukan tujuan yang spesifik, guru dapat mengarahkan perhatiannya kepada hal-hal tertentu saja. Observasi dilakukan oleh baik guru yang tradisional maupun guru yang modern. Hanya saja, guru tradisional tidak dapat menggunakan hasil observasi itu dengan sebaik-baiknya dan juga dalam mengadakan observasi itu, mereka tidak memperhatikan syarat-syarat observasi, yakni:
– Adanya objek yang khusus.
– Adanya tujuan yang mengarahkan pokok-pokok yang diobservasi.
– Membuat catatan-catatan khusus bahkan dilengkapi pula de¬ngan check list
dan inventories.
4). Anecdotal records.
Dipergunakan untuk mencatat kejadian-¬kejadian singkat yang insidental mengenai sosial adjustment dan emosional adjustment Karenanya maka anecdotal records harus diambil dari kejadian-kejadian insidental, faktual, aktual tanpa interpretasi dan dibubuhi perasaan-perasaan yang dirasakan oleh guru. Lagi pula kejadian-kejadian itu haruslah bersifat penting, dan bermakna dalam pertumbuhan/perkembangan murid.
Tujuan anecdotal records ialah memberikan gambaran ten-tang perubahan pertumbuhan dan perkembangan murid dalam jangka waktu tertentu. Catatan singkat itu mengenai kepribadian¬nya, hubungan sosialnya, sikap sopan santun, sikap menolong, kecerdasan berpikir dan sebagainya.
Catatan-catatan yang dibuat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
(1). Catatan itu harus representatif.
(2). Lukisannya harus pasti, tidak dimasukkan tafsiran guru.
(3). Bila perlu guru mencobanya dalam situasi tertentu.
5).Wawancara (interview)
Merupakan alat bagi guru untuk meng¬adakan hubungan sehari-hari dengan murid, orang tua murid, administrator, dan lain-lain. Interviu itu dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi yang formal. Dengan demikian guru dapat memperoleh keterangan mengenai sikap, perasaan, harapan dan hal-hal yang disukai murid dan juga problem yang sedang di¬hadapinya. lnterviu harus dilaksanakan dalam suasana yang ramah tamah di mana murid dengan bebas menjawab pertanyaan guru, sangat diharapkan dalam suatu interviu terjalin hubungan yang baik.



Tugas Mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu: Sudarto





Di susun:
David Indrianto (09129299)




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
IKIP PGRI SEMARANG
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar